Sebagai tanggapan dari langkah yang diambil Google dalam menyediakan software gratis sebagai layanan mereka di Internet, Microsoft mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan versi gratis dari aplikasi office mereka yang dapat diakses lewat Internet.
Adapun aplikasi yang bisa digunakan secara cuma-cuma tersebut antara lain adalah word processor, spreadsheet, software presentasi, dan program pencatata yang memiliki tampilan dan cara penggunaan yang sama seperti aplikasi bundel Microsoft Office yang dijual untuk pengguna PC.
"Versi web yang gratis akan menawarkan pengguna pengalaman yang sangat luar biasa," kata Janice Kapner, juru bicara Microsoft seperti VIVAnews kutip dari Redorbit, 14 Juli 2009. "Kemungkinan aplikasi ini akan memiliki fungsionalitas yang lebih banyak dibanding yang ditawarkan Google," ucapnya.
Kompetisi di bidang "cloud computing" antara Microsoft dan Google semakin ketat setelah pemain utama di bidang mesin pencari itu mengumumkan tantangan pada Microsoft dengan menghadirkan sistem operasi gratis. Juni lalu, Microsoft sendiri menghadirkan Bing, mesin pencari yang juga sudah mulai mengambil pangsa pasar Google dan membuat pendiri Google ketar-ketir. Hadirnya Microsoft Office 2010 versi online ini akan menarik perhatian pengguna yang selama ini memanfaatkan Google Docs untuk bekerja.
Anda yang berminat memanfaatkan layanan ini perlu bersabar. Pasalnya, Microsoft baru akan menyediakannya setelah mereka mulai menjual Office 2010 di kisaran semester pertama tahun depan.
Setelah mengancam bakal memblokir Google untuk mengakses konten-konten berita milik imperium medianya, News Corp, Rupert Murdoch kabarnya juga telah melakukan pembicaraan dengan Microsoft demi memuluskan rencananya itu.
Menurut situs Financial Times, News Corp dan Microsoft kini tengah berdiskusi menjajaki rencana mereka menghilangkan indeks link berita-berita milik News Corp di mesin telusur Google, untuk mendapat bayaran ketika dimunculkan di mesin pencari milik Microsoft: Bing.
Pertemuan ini sendiri diprakarsai oleh News Corp, setelah mengetahui bahwa Microsoft sedang mendekati beberapa publisher online besar, agar mereka menghilangkan indeks link-link mereka dari Google.
Salah satu publisher website yang didekati Microsoft, mengatakan bahwa Microsoft menawarkan sebuah opsi di mana Microsoft bisa memberikan 'harga yang tinggi' bila mereka bersedia untuk mengindekskan link-link konten mereka ke Yahoo. "Ini dilakukan Yahoo untuk memotong margin Google," kata sumber publisher itu kepada Financial Times.
Dalam hal ini, baik News Corp maupun Microsoft memang menemukan musuh bersama mereka, yakni Google. Rupert Murdoch, Chairman News Corp, telah mengungkap niatnya mencari cara untuk mencegah Google 'mencuri berita' yang dipublikasikan di medianya.
Sementara Microsoft, selama ini juga sudah hampir frustrasi mencari cara mengejar ketertinggalan mesin pencarinya dari Google.
Setelah menghabiskan sekitar lima tahun dan rugi jutaan dolar, Chief Executive Steve Ballmer meluncurkan mesin pencari Bing Juli lalu, sebagai salah satu ambisi barunya menjadi saingan serius Google dalam hal mesin pencari.
Selain itu, model bisnis baru yang ditawarkan Microsoft, merupakan kabar baik bagi industri media cetak, yang hingga kini masih belum menemukan model bisnis online yang bisa diandalkan, di tengah terus menurunnya keuntungan iklan dan percetakan mereka.
Sementara Matt Brittin, Director Google Inggris, malah sempat mengatakan bahwa tak begitu membutuhkan konten berita untuk bertahan hidup. "Secara ekonomis, berita bukan bagian besar dari cara kami mendapatkan keuntungan," kata Matt kepada Society of Editors Conference.
Sebuah grup yang terdiri dari 6 perusahaan termasuk Google mengumumkan kepada publik rencana untuk membangun jaringan kabel serat optik dibawah laut.
Tujuan pembangunan ini adalah untuk memungkinkan perusahaan mengirimkan data dalam jumlah besar ke seluruh dunia dengan biaya lebih murah. Perusahaan konsorsium akan menyiapkan lima pasang kabel yang kelak dapat ditingkatkan menjadi delapan.
Setiap pasang kabel dapat mengantarkan data 960 Gbps - atau setara dengan 15 juta sambungan telpon pada saat yang bersamaan.
Sistem kabel trans-Pasifik, yang diberi nama Unity, akan dibentangkan sejauh 6200 mil dan diperkirakan menelan biaya sekitar $300 juta. Kabel tersebut memungkinkan Los Angeles dan kota pantai barat lainnya untuk berhubungan dengan kota di Jepang, Chikura.
Jaringan kabel telpon trans-Pasifik yang menghubungkan AS dan Jepang sudah berada di Chikura. Ia berharap bahwa negara Asia lainnya juga dapat terhubung dari akses point di Chikura.
"Sistem kabel Unity memungkinkan anggota konsorsium untuk meningkatkan kapasitas yang dibutuhkan sehubungan dengan peningkatan penggunaan aplikasi dan layanan online," kata pembicara dari Unity, Jayne Stowell.
Selain Google, perusahaan telekomunikasi Sing Tel dan Bharti Airtel yang terletak di Singapura dan India akan bekerja dengan Pacnet, perusahaan asal China yang menjadi spesialis serat optik bawah laut. Google merupakan satu-satunya anggota konsorsium yang tidak memiliki latar belakang telekomunikasi.
Permintaan akan sistem kabel trans-Pasifik terus meningkat sejak 2002, dan diperkirakan akan terus meningkat dari 2008 hingga 2013.