Sabtu, 02 Januari 2010

Flu Babi Untungkan Hacker Rusia

Maraknya kasus flu babi di kawasan Inggris dimanfaatkan oleh sejumlah hacker asal Rusia. Para penjahat dunia maya tersebut ‘menjual’ Tamiflu lewat internet. Modus kejahatan tersebut dideteksi oleh Sophos, vendor keamanan IT dan sekuriti data.

Sophos berpendapat, keputusan pemerintah memperingatkan warga agar tidak membeli Tamiflu di Internet memicu pengguna melakukan ‘panic buying’ atas obat tersebut dan membuat mereka menjadi korban para penjahat dunia maya.

“Banyaknya kasus flu babi yang terdeteksi di Inggris membuat kita perlu berhati-hati terhadap tawaran membeli Tamiflu secara online,” kata Graham Cluley, Senior Technology Consultant Sophos, seperti VIVAnews kutip dari blognya, 23 November 2009.

“Pelaku bekerja di balik layar, di balik toko obat palsu di internet dan membahayakan detail informasi pribadi pengguna seperti catatan medis dan detail kartu kredit mereka,” kata Cluley. “Pelaku tidak mempermasalahkan bahwa mereka melanggar hukum dengan menggelar toko obat palsu tersebut, tetapi yang pasti mereka tidak segan-segan mengeksploitasi data pribadi pengguna ataupun menjual obat yang berbahaya,” ucapnya.

Cluley menyebutkan, jika Anda membutuhkan obat-obatan, segera hubungi dokter secara konvensional. “Hindari, jalan pintas dengan membeli obat-obatan dari orang yang tidak bertanggungjawab di Internet,” ucapnya.

Tahun ini, Sophos telah mendapatkan ratusan juta iklan spam obat-obatan dari situs toko obat palsu dan situs yang paling populer adalah Canadian Pharmacy. Adapun lima negara yang paling banyak membeli Tamiflu dan obat-obatan lainnya adalah Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, dan Perancis.

Pemesanan besar-besaran terhadap Tamiflu paling terlihat di Inggris. Di negeri tersebut, pencarian di Internet menggunakan keyword Tamiflu telah meningkat 1.400 persen pada bulan Juli lalu. Sophos memperkirakan, peningkatan ini terjadi akibat hambatan yang muncul pada produksi Tamiflu secara global.

0 Comments:

Post a Comment