Minggu, 03 Januari 2010


Badan telekomunikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa perang dunia selanjutnya bisa berlangsung di dunia maya. Pernyataan tersebut diungkapkan Hamadoun Toure, Sekretaris Jenderal International Telecommunications Union (ITU), dalam pameran Telecom World 2009 di Jenewa, Swiss, 6 Oktober 2009.

Toure menyebutkan, seperti halnya perang yang terjadi di dunia nyata, perang di dunia maya juga bisa membawa bencana.

“Kehilangan jaringan vital akan dengan cepat melumpuhkan negara manapun, dan tidak ada yang kebal terhadap serangan cyber,” kata Toure. “Berbagai negara kini sangat bergantung pada teknologi untuk perdagangan, keuangan, layanan kesehatan, layanan darurat, dan distribusi makanan,” ucapnya.

Menurut Toure, cara terbaik untuk memenangkan perang adalah dengan menghindarinya sejak awal.

Seiring dengan makin meningkatnya keterkaitan internet dengan kehidupan sehari-hari, saat ini frekuensi serangan dan kejahatan cyber juga meningkat. Serangan semacam itu melibatkan penggunakan perangkat penipuan di internet (phishing) untuk mendapatkan password kemudian melakukan penipuan atau mengerahkan hacker untuk merusak jaringan internet.

Sejumlah ahli mengatakan, masalah utama adalah infrastruktur web dan perangkat lunak saat ini memiliki kelemahan yang sama dengan yang infrastruktur dan perangkat yang diproduksi dua dekade lalu.

“Masalah sebenarnya adalah kita menggelontorkan produk piranti lunak ke pasaran yang sama rapuhnya dengan 20 tahun lalu,” kata Cristine Hoepers, General Manager, National Computer Emergency Response Team, Brasil, seperti dikutip dari laman Straits Times.

Hoepers menyarankan agar kalangan profesional dilatih agar bisa merancang produk dengan daya tahan lebih tinggi.

0 Comments:

Post a Comment